Kamis, 24 Februari 2011

Makanan Mentah

Karena makanan yang tidak dimasak adalah jauh lebih bergizi daripada yang dimasak, maka dianjurkan agar semua bahan makanan yang dapat dimakan mentah supaya jangan dimasak baru dimakan, atau sedikit-dikitnya jangan semuanya dimasak. Banyak bahan makanan dimasak hanya karena kebiasaan. Bayam, asparagus, okra (sejenis kacang-kacangan), buncis atau ercis, lobak cina, wortel, disebutkan hanya sebagai sejumlah kecil contoh, sungguhpun sesuai peraturannya dimasak, adalah lebih lezat apabila dimakan mentah. Orang-orang yang tidak biasa memakan makanan-makanan mentah harus memulai dengan takaran yang sedikit, kemudian ber-angsur-angsur meningkat. Tetapi semua-nya itu harus benar-benar dikunyah dan ditelan bersama-sama dengan bahan-bahan makanan yang lunak dan yang telah dimasak, supaya garis usus tidak menjadi sakit.

Kombinasi Makanan

Ada terdapat sejumlah teori yang berkenaan dengan kombinasi-kombinasi makanan-makanan, namun karena teori-teori itu saling bertentangan, maka sekaliannya itu tidak mungkin semuanya benar, dan karena itulah gantinya meyakinkan, teori-teori itu justru menimbulkan keragu-raguan terhadap apakah ada sesuatu yang diragukan.

Sungguhpun demikian, orang-orang yang telah hidup dan bertahan sepanjang berabad-abad lamanya tanpa menaruh sedikitpun perhatian terhadap kombinasi-kombinasi makanan. Mengapa? Pikirkan sejenak! Hanya semenjak tahun-tahun transportasi modern dan penyediaan-penyediaan makanan-makanan secara komersial baharulah masalah ini timbul dengan sendirinya dalam masyarakat. Karena demikian ini halnya, maka kesulitannya adalah jelas : Fasilitas-fasilitas transportasi modern seperti yang disebut di atas telah membanjiri pasar-pasar dengan bahan-bahan makanan yang diimpor dari berbagai tempat di dunia, yang memungkinkan bagi setiap orang untuk dalam berbagai kesempatan membeli bahan-bahan makanan di luar musim dari jenis-jenis yang tidak bertumbuh di tempat-tempat para konsumennya. Jadi, dengan sendirinya produksi-produksi luar musim yang asing ini tidak mungkin dapat berkombinasi dengan baik dengan produk-produk lokal musiman. Disinilah terutama terletak kesulitan dengan kombinasi-kombinasi makanan. Lagi pula, bayangkanlah hasil-hasil apakah yang hendak saudara peroleh jika saudara memiliki baik sistem pemanasan maupun sistem pendinginan dalam rumah saudara yang sama-sama hidup pada waktu yang sama!

Dan lagi, makanan yang sesuai bagi tubuh konsumennya yang dibutuhkan bagi iklim yang satu tidak dibutuhkan bagi iklim yang lain. Hal ini dapat diteliti dari kenyataan, bahwa pada zaman di mana orang-orang sepenuhnya hidup dari apa yang mereka tanam di tempat-tempat tinggalnya sendiri mereka tidak menemui kesulitan seperti yang dihadapi dunia pada waktu ini. Kebenaran yang sama inipun dimanifestasikan dalam kenyataan, bahwa Khalik telah membuat jenis-jenis bahan-bahan makanan tertentu bertumbuh di lokasi yang satu, dan jenis-jenis lainnya di lokasi yang lain, tetapi pada waktu ciptaannya belum ada sarana apapun bagi transportasi jarak jauh yang cepat.

Berbicara secara tersendiri, ada di satu pihak penguasa-penguasa kesehatan yang berpendirian bahwa makanan-makanan berprotein seperti halnya “susu, keju, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian”, tidak baik dikombinasikan dengan makanan-makanan karbohidrat seperti misalnya “tumbuhan yang bunganya dimakan sebagai sayur, kentang, labu, beras, dan spageti”. Di lain pihak, ada penguasa-penguasa kesehatan yang berpegang bahwa kedua kelompok makanan ini baik sekali kombinasinya. Siapakah yang benar? --- Melihat akan kenyataan, bahwa keju, telor, dan susu adalah terbuat dari biji-bijian dan rumput, maka tampaknya tidak logis untuk menyimpulkan bahwa suatu produk biji-bijian dan sayuran tidak mungkin dapat berkombinasi dengan baik dengan biji-bijian dan sayuran. Lagi pula kita dapat mengamati dengan jelas, bahwa anak-anak sapi bertumbuh sehat sempurna dari menu makanan yang terdiri dari susu, biji-bijian, dan rerumputan.

Kemudian ada lagi tantangan bahwa biji-bijian dan sayur-sayuran jangan sekali dikombinasikan. Namun berlawanan dengan teori ini, ternak adalah terpelihara dengan sangat baik dari rumput yang dikombinasikan dengan biji-bijian. Lagi pula, biji-bijian ialah benih, dan benih adalah tidak lain daripada buah dari sayur-sayuran itu sendiri.

Kini muncul pertanyaan : Dapatkah biji-bijian dikombinasikan dengan buah-buahan? --- Sejauh catatan sejarah mengenai masa lalu, manusia telah mengikuti kebiasaan memakan roti bersama-sama dengan setiap menu makanan, dan tidak satupun generasi yang lampau meninggalkan sesuatu keluhan tentang akibat-akibat sakit pada kesehatan mereka.

Pertanyaan yang sangat populer untuk dijawab berkaitan dengan kombinasi-kombinasi makanan ialah apakah buah-buahan dapat dikombinasi-kan dengan sayur-sayuran. Pemecahan bagi pertanyaan ini dapat ditemukan dalam hukum-hukum yang ditetapkan dalam minggu kejadian bumi yang lalu.

Tanpa diberikan tingkat inteligensia yang sama dengan manusia, kerbau telah dibuat untuk hidup dari rumput tidak termasuk buah-buahan, dan monyet telah dibuat untuk hidup dari buah-buahan tidak termasuk rumput. Ini dapat kita ketahui dari kenyataan, bahwa ternak telah diperlengkapi dengan cukup untuk membantu dirinya sendiri memakan rumput, dan monyet untuk membantu dirinya sendiri memakan buah-buahan. Lagi pula, kerbau secara alamiah tidak menghiraukan buah-buahan, dan monyet secara alamiah tidak menghiraukan rumput selama buah-buahan tersedia. Dari contoh-contoh ini di dalam alam kita secara logis menyimpulkan, bahwa tidak semua buah-buahan dapat dicampur dengan semua sayur-sayuran.

Apabila orang berpikir bahwa susu adalah terbuat dari bahan-bahan biji-bijian dan rerumputan, dan bahwa sungguhpun biji-bijian berkombinasi dengan buah-buahan, namun rerumputan tidak, maka kombinasi antara susu dan buah-buahan, pada umumnya, adalah agak meragukan.

Musim Panas dan Musim Dingin

Karena Allah membuat tumbuh-tumbuhan bertumbuh pada musim panas dan tidur (tidak berkembang) di musim dingin, maka Ia dengan sendirinya membuat manusia bertumbuh dengan cepat dari hasil kebun yang segar selama musim panas dan dari hasil kebun yang kering selama musim dingin. Dari kenyataan bahwa tidak ada pohon yang dapat hidup dengan baik tanpa daun-daun itu selama musim dingin, kembali menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin dapat hidup dengan baik jika ia lalai membuat makanannya dari hasil kebun yang segar selagi dalam musim-nya, tetapi ia dapat hidup dengan baik sekali dengan bahan-bahan makanan kering musim dingin, apabila makanan segar dari musim panas sudah berlalu.

Lagi pula, karena Tuhan sejak mulanya tidak menyediakan fasilitas-fasilitas transportasi seperti yang ada sekarang, tidak memungkinkannya bagi manusia untuk mengimpor atau mengekspor bahan-bahan makanan dari suatu tempat yang jauh ke tempat lainnya, maka Ia membuat manusia itu bertumbuh subur dari apa saja yang dapat dihasilkan di tempatnya sendiri atau di tempat yang terdekat dengan tempatnya. Oleh sebab itu, maka baginya semua makanan yang tumbuh di tempat lain menjadi nomor dua, dan makanan-makanan yang tidak ada dalam musimnya tidak dibutuhkannya. Dengan perkataan lain, jika hasil yang segar merupakan yang terbaik bagi kesehatan orang dalam musim panas, maka hasil yang kering adalah yang terbaik baginya dalam musim dingin, asalkan ia tinggal dimana hasil segar juga bertumbuh secara alamiah di musim dingin.

Dari pemikiran-pemikiran ini orang dapat menyimpulkan secara logis, bahwa orang yang tinggal di iklim yang panas memerlukan lebih banyak makanan-makanan segar, namun orang yang tinggal dalam iklim yang dingin memerlukan lebih banyak makanan-makanan kering, makanan yang diawetkan, yang disarikan, makanan-makanan hasil pemanasan. Orang yang berbuat sebaliknya, adalah seolah-olah menghembuskan tungku pemanas rumahnya sepanas-panasnya dalam musim panas dan menghembuskan sistem pendingin rumahnya sedingin-dinginnya di musim dingin. Bukankah aneh bahwa seseorang yang merusakkan tubuhnya sedemikian ini dapat hidup lama sepanjang semuanya itu? Jika sebatang pohon yang berganti daun, sekiranya mungkin, menggunakan daun-daunnya di musim panas, atau memakai daun-daunnya di musim dingin, maka ia itu tidak akan pernah lagi memperoleh kesempatan untuk mencoba sesuatu ide untuk istirahat.

Dalam zaman transportasi non mesin hanya seorang “penguasa” yang dapat memperoleh bahan-bahan makanan di luar musim : buah-buah arbei, buah cheri dan sebagainya, sewaktu hujan salju yang tiba-tiba menutupi pohon-pohon dan untaian tetesan air yang membeku merentang dari atap sampai ke tanah.

Dengan mengingat akan hal ini, maka Ilham mengingatkan “Apabila engkau duduk makan bersama-sama dengan seorang penguasa, perhatikanlah baik-baik apa yang ada di depannya; maka taruhlah sebuah pisau pada lehermu, jika engkau adalah seorang yang besar selera. Janganlah ingin akan semua makanannya yang lezat itu : karena sekaliannya itu adalah makanan yang menipu”. Amsal 23 : 1 - 3.

Di zaman Salomo hanya seorang raja yang biasa dapat menggunakan berbagai makanan-makanan lezat yang terbuat dari tepung putih, gula halus, dan makanan-makanan komersial (yang diperdagangkan) lainnya, namun mesin modern kini menghantarkan “makanan” penguasa itu sampai ke meja setiap orang; dan akibatnya dunia modern kini sedang hidup dari “makanan yang menyesatkan”, yaitu makanan yang tidak melengkapi tubuh dengan kebutuhan-kebutuhannya, sama seperti umpannya nelayan pada sebuah kail dan tali yang dikejar oleh ikan sebagai makanannya.

Buah adalah suatu makanan musim panas, yang dimaksudkan untuk menjaga kedinginan tubuh. Bahkan lebih daripada itu ia itu lebih merupakan makanan pencuci mulut daripada suatu menu makanan.

Pengalengan bahan-bahan makanan telah menjadi suatu rencana perusak kesehatan yang lain lagi, sebab kebanyakan orang mencoba untuk hidup dari barang-barang kalengan sepanjang tahun. Jika saudara menginginkan suatu kehidupan yang makmur dan berbahagia, maka tinggalkanlah kehidupan tiruan yang tidak berhukum dan demikian pula penyakit-penyakit dunia itu.

Kelompok 1, 2, 3

KELOMPOK 1

DELAPAN PULUH PERSEN DARI MENU

Delapan puluh persen dari menu makanan seseorang harus terdiri dari makanan-makanan di dalam kelompok ini:

Ke-1 -- Daun-daunan (slada air, pucuk-

pucuk bit, bayam, daun sla, daun sup, kubis, kembang kol yang hijau, kembang kol, semacam lobak, dan lain-lain)

Ke-2 -- Batang/tangkai (seledri, semacam

kelembak, asparagus, dan lain-lain).

Ke-3 -- Buah-buahan dari tumbuh-

tumbuhan jamu (nenas, kacang-kacangan, terong, lada, kacang panjang, tomat, dan lain-lain).

Ke-4 -- Akar umbi (wortel, kentang, lobak,

bawang merah, ubi jalar, bit, lobak cina, dan lain-lain).

Ke-5 -- Semacam gambas, (labu, buah

semangka, ketimun, dan lain- lain).

Ke-6 -- Buah pohon (buah persik, buah

kurma, pisang, jeruk, buah delima, buah zaitun, advokad, dan lain-lain).

Ke-7 -- Buah-buahan tumbuhan merambat

(arbei dan prambus, anggur dan sebagainya).

Ke-8 -- Hasil-hasil dari perusahaan susu.

KELOMPOK 2

DUA PULUH PERSEN DARI MENU

Hanya kira-kira 20 persen dari menu makanan orang harus terbentuk dari makanan-makanan di dalam kelompok ini:

Ke-1 -- Biji-bijian (sejenis gandum, beras,

jagung, gandum hitam, gandum, gerst/sejenis gandum, dan lain-lain).

Ke-2 -- Tumbuhan Polong (buncis, miju-

miju, kacang ijo/ercis dan lain-lain).

Ke-3 -- Kacang-kacangan (kemiri, kelapa,

amandel (buah badam), kenari, buah kastanye, dan lain-lain).

KELOMPOK 3

BUMBU BAGI SEMUA MAKANAN

Semua makanan dapat dibumbui dengan makanan-makanan dari kelompok ini:

Ke-1 -- Minyak-minyak (minyak zaitun,

minyak kedelai, minyak wijen, minyak kacang, minyak biji kapas, dan sebagainya).

Ke-2 -- Manisan (madu, gula mentah, gula

mapel, sorghum, dan sebagainya).

Apakah yang Harus Diketahui oleh Seorang Vegetarian?

Dengan suatu rangkaian sayur-sayuran segar yang layak, tumbuhan polong, biji-bijian, kacang-kacangan, dan buah-buahan, juga susu dan telur atau penggantinya yang sepadan, penganut pertarakan (vegetarian) dapat secara mudah menimbang makanannya untuk melengkapi semua kebutuhan tubuhnya. Oleh sebab itu janganlah ia lalai me-masukkan dalam makanannya seluas mungkin suatu rangkaian makanan-makanan yang sedemikian ini baik yang dimasak maupun yang mentah, mengingat bahwa yang terakhir di atas bahkan lebih penting dan lebih lengkap lagi.

Ilham menegaskan : “Jika kita me-rencanakan dengan bijaksana, maka apa yang paling menghasilkan bagi kesehatan dapat diperoleh di hampir setiap negeri. Berbagai penyediaan beras, gandum, jagung, dan havermoth (sejenis gandum) dikirim ke luar negeri ke mana-mana saja, juga buncis, kacang hijau, ercis, dan miju-miju. Sekaliannya ini bersama-sama dengan buah-buahan setempat atau yang diimpor, dan berbagai sayur-sayuran yang bertumbuh di setiap tempat, memberikan kesempatan untuk memilih suatu menu yang lengkap tanpa menggunakan makanan-makanan daging”. -- Ministry of Healing, hal. 299.

Sungguhpun demikian, mengapa terjadi bahwa beberapa penganut pertarakan (vegetarian) yang ketat gantinya memperbaiki kesehatan mereka dan membangun pertahanan tubuhnya melawan penyakit, justru seringkali menderita karena kekurangan gizi dan bahkan menjadi lebih mudah terkena berbagai penyakit tubuh daripada sebelumnya mereka meninggalkan makanan-makanan daging? --- Dalam banyak hal disebabkan karena makanan daging dibuang tanpa diganti dengan makanan yang lengkap penggantinya yang memuaskan. Banyak orang berpendapat keliru bahwa dengan hanya meningkatkan pemakaian makanan-makanan yang berprotein --- kacang-kacangan, tumbuh-tumbuhan polong, dan biji-bijian, mereka selengkapnya sudah dapat menggantikan kekurangan itu. Oleh berbuat demikian itu, mereka sama sekali belum menggantikan kekurangan itu, melainkan justru membuat tidak seimbang gizi-gizinya. Ingatlah selalu bahwa daging itu terdiri dari kira-kira 80 persen rumput dan 20 persen biji-bijian. Percobaan-percobaan biologi mendemonstrasikan dengan tepat, bahwa binatang-binatang tidak mungkin dapat hidup subur dari keseluruhan protein-protein kacang yang dipisahkan dari persekutuan tanaman-tanaman berdaun. Pencari kesehatan harus menyadari bahwa seringkali akibat yang cepat dari suatu menu makanan yang tidak seimbang ialah sukar buang air besar, disusul oleh rheumatik atau arthritis (radang sendi), kalau bukan oleh penyakit-penyakit lain yang bahkan lebih mengerikan dan merusak. Seimbangkan-lah menu makananmu, maka Alam akan mengawasi yang sisanya.

Kebenaran yang menyatakan bahwa bahan-bahan di dalam daging yang berkwalitas unggul adalah berasal dari biji-bijian kira-kira 20 persen dan rumput kira-kira 80 persen, dengan jelas mendemonstrasikan bahwa daging hanya dapat diganti dengan memadai oleh pemakaian biji-bijian dan tanaman-tanaman berdaun yang seimbang. Jangan keliru, tubuhmu membutuhkan protein-protein biji-bijian dan sayur-sayuran dalam perbandingan-perbandingan ini yang tepat. Memang sekaliannya itu adalah penting, dan pembentukan manusia menghendaki agar demi kesehatan dan panjang umur jangan ada satupun mata rantai yang hilang atau yang lemah dalam rangkaian rantai gizi-gizi.

Ada juga suatu pelajaran penting yang lain dalam kenyataan, bahwa justru karena Khalik Yang Maha Tahu itu tidak memberkahi sesuatu tempat tertentu dengan semua kekayaan dari kejadian, melainkan disebarkan-Nya dan di-seimbangkan-Nya sekaliannya itu secara ilmiah di seluruh bumi, maka Ia pun secara saksama mendistribusikan bahan-bahan penting pembentuk dan pemelihara tubuh itu di seluruh dunia makanan, tidak menempatkan semuanya di dalam satu tanaman saja.

Oleh sebab itu, maka untuk memelihara kesehatan yang sempurna yakinilah supaya memanfaatkan seluruh tiga belas jenis makanan yang dikelompokkan di bawah ini, dan membagikannya secara seimbang di dalam menu makananmu. Kira-kira 80 persen dari makananmu harus terdiri dari delapan klasifikasi makanan-makanan yang pertama (Kelompok 1), dan 20 persen dari tiga klasifikasi makanan-makanan yang kedua (Kelompok 2). Dua klasifikasi makanan-makanan yang terakhir (Kelompok 3) adalah bumbu-bumbu bagi semua makanan.

Apakah yang Harus Diketahui Oleh Seorang Pemakan Daging

Tidak seorangpun mahluk hidup boleh melalaikan kenyataan, bahwa pada mula pertama Allah berfirman kepada manusia : “Sesungguhnya, Aku sudah memberikan kepadamu setiap tumbuhan yang mengandung biji, yang terdapat pada permukaan seluruh bumi, dan setiap pohon kayu, pada mana terdapat buah sesuatu pohon yang mengeluarkan biji; hendaklah ia itu menjadi makanan bagimu”. Kejadian 1 : 29.

Ya, bahkan sesudah Adam jatuh dalam dosa dan diusir keluar dari taman itu, sesudah bumi melahirkan duri-duri dan onak, “makanan”nya masih tetap “tumbuh-tumbuhan”, tidak lagi tumbuh-tumbuhan yang bertumbuh di Eden tentunya, tetapi tumbuh-tumbuhan yang bertumbuh di padang terbuka (Kejadian 3 : 18). Sesudah air bah baharulah manusia diijinkan menggunakan makanan daging, dan sekalipun ia telah terbiasa memakan hanya daging binatang yang “halal” (Imamat 11), namun panjang umur rata-rata merosot dengan cepatnya sampai di bawah angka 200 tahun. Jelaslah bahwa makanan daging telah diijinkan untuk mempersingkat hidup manusia dan dengan demikian sengsara-sengsara yang telah didatangkan atasnya oleh perantaraan dosa yang terus meningkat, dan barangkali juga untuk memungkinkannya bagi dia untuk melaksanakan contoh upacara bayangan itu. Sungguhpun demikian, karena kini kehidupan segala-galanya adalah sangat singkat dan korban-korban tidak lagi dilaksanakan, maka pemakaian makanan Eden yang tidak berdaging itu dalam kondisi kita yang lemah sekarang ini bagi kita akan menjadi sangat perlu.

Karena menyadari akan terang ini, maka Daniel telah menolak untuk menajiskan dirinya dengan makanan raja. Ia telah memohon agar dia dan teman-temannya dapat diberikan “kacang-kacangan” (tumbuh-tumbuhan polong) bagi makanan mereka sehari-hari. Dan suatu percobaan selama sepuluh hari membuktikan makanan tumbuh-tumbuhan mereka yang sederhana itu jauh lebih unggul daripada makanan raja (Daniel 1 : 8 - 20).

Sejak kita telah melihat, bahwa pada mula pertama makanan yang diciptakan bagi kebutuhan manusia adalah bebas dari daging, maka secara pasti dapatlah kita menyimpulkan bahwa kesehatan dapat dengan sempurna dibangun dan jauh lebih baik dipelihara tanpa menggunakan daging. Sejarah mencatat bahwa apabila manusia hidup sedemikian ini, ia akan mampu mencapai kesehatan dan kekuatan yang unggul dan tahan hampir seribu tahun lamanya; sehingga gantinya mati karena penyakit, ia mati karena usia tua yang baik. Sebetulnya, bahkan selambat-lambatnya sampai kepada Abraham jarang sekali terdapat kematian orang-orang yang mendahului kematian para orangtua mereka sehingga Ilham mengambil kesempatan untuk mencatat bahwa “Haran mati men-dahului ayahnya Terah”. Kejadian 11 : 28.

Lembu, sebagaimana kita ketahui, mampu mempertahankan tenaga yang kuat dan kesehatan yang sempurna dari rata-rata 20 persen biji-bijian dan 80 persen rerumputan, tanpa menggunakan daging, sebagai makanannya. Gajah bahkan dari biji-bijian yang lebih sedikit mempertahankan kesehatannya yang baik, mencapai kekuatan raksasa, dan sampai mencapai usia yang panjang. Sebaliknya, anjing, sekalipun binatang pemakan daging, ia tidak mungkin dapat mempertahankan kesehatan yang baik dari daging saja. Hanya melalui naluri ia tahu bahwa ia pun harus membantu dirinya sendiri mendapatkan biji-bijian dan sebagian rumput, sedangkan binatang pemakan rumput bahkan sama sekali belum pernah merasakan daging, --- fakta-fakta kenyataan ini membukti-kan, bahwa suatu makanan tumbuh-tumbuhan yang seimbang, di dalamnya sendiri sudah lengkap, tetapi makanan daging sendiri tidak pernah lengkap. Satu-satunya binatang yang dapat hidup dengan baik oleh daging, walaupun tidak semuanya, ialah binatang yang memakan keseluruhan --- kulit, rambut, tulang, kuku, daging, dan semuanya. (Betapa sedihnya kenyataan, bahwa karena dosa yang terus menerus, maka kecerdasan manusia yang berasal dari karunia Allah yang berkenan dengan kebutuhan tubuhnya sendiri telah merosot lebih rendah daripada naluri binatang-binatang bisu!).

Di samping pemikiran-pemikiran ini, sambil memandang dalam kenangan ke belakang berabad-abad lamanya kita menyaksikan, bahwa orang-orang yang diberikan pekerjaan khusus, pekerjaan yang sangat penting, mereka juga diberikan makanan-makanan yang khusus, makanan yang sesuai dengan tugas mereka. Sebagai contoh, Yohanes Pembaptis, sebagai Elia pada zamannya (Matius 17 : 11 - 13; 11 - 14); yang telah diberikan tugas yang terbesar daripada semua nabi yang mendahuluinya --- bukan untuk meramal, melainkan untuk mempersiapkan jalan Tuhan, untuk meluruskan yang bengkok, dan meratakan tempat-tempat yang berbatu-batu (Yesaya 40 : 3, 4) --- ia adalah seorang penganut pertarakan yang ketat yang hidup dari buah locust dan madu (Matius 3 : 4; Lukas 1 : 15).

Jadi bukankah lebih penting lagi, agar kita yang membawa pekabaran Elia zaman ini, yaitu pekabaran yang mendahului hari Tuhan yang besar dan mengerikan itu, supaya harus menjadi penganut pertarakan (vegetarian) yang ketat seperti Yohanes?

Lagi pula, makanan dan Pergerakan Eksodus (Pergerakan yang dahulu muncul memberikan contoh mengenai suatu eksodus yang kedua --- Yesaya 11 : 16 --- Eksodus yang akan datang keluar dari antara semua bangsa dan untuk membangun Kerajaan di akhir zaman --- Mikha 4 : 1, 2), adalah pertarakan yang ketat sampai kepada hari ia itu menginjak kaki di tanah perjanjian, empat puluh tahun keseluruhannya (Yosua 5 : 6). Ya benar, mereka bernafsu menginginkan periuk-periuk daging Mesir, karena mengira bahwa pembatasan itu adalah disebabkan karena keadaan yang berubah --- bahwa daging, sungguhpun sangat penting, tidak tersedia di padang belantara. Dan pada waktu itulah secara tak disangka-sangka oleh mereka AKU yang besar itu telah mendatangkan burung-burung puyuh langsung ke dalam perkemahan mereka, oleh mana beribu-ribu dari mereka itu mati bahkan selagi daging burung-burung itu masih terdapat di antara gigi-giginya (Bilangan 11 : 33). Betapa tragisnya! Suatu teladan yang harus dipandang! Kini karena cukup mengerti bahwa Pergerakan itu merupakan sebuah contoh dari Pergerakan yang sedang bangkit di waktu ini, dan bahwa kelalaian-kelalaian dari yang terdahulu itu harus menjadi batu loncatan bagi yang terkemudian (1 Korintus 10 : 11), maka tidak seharus-nyakah kita berterima kasih dan ber-gembira karena telah diberikan suatu makanan yang lebih baik daripada yang masih dimakan oleh binatang-binatang pemarah sekarang ini?

Dan bukankah seharusnya kita dengan gembira menuruti imbauan Ilahi yang berupa contoh teladan itu untuk meninggalkan makanan daging, supaya kekuatan dan tabiat kita dapat sama sesuai tugas kita? Hanya oleh berbuat sedemikian itu kita akan menyesuaikan diri kita bagi tugas dan bagi Kerajaan itu, dimana “serigalapun akan tinggal bersama-sama dengan anak domba, dan macan tutul akan berbaring bersama-sama dengan anak kambing; dan anak lembu dan singa muda akan memakan rumput bersama-sama, dan seorang anak kecil akan menggiring mereka. Dan lembu dan beruang akan makan bersama-sama; anak-anaknya akan berbaring bersama-sama; dan singa akan memakan rumput seperti lembu. Dan anak yang menyusu akan bermain di atas lubang ular tedung, dan anak yang lepas susu akan mengulurkan tangannya ke sarang ular beludak. Mereka tidak akan lagi melukai ataupun merusak di dalam seluruh gunung kesucian-Ku; karena bumi akan penuh pengetahuan akan Tuhan, bagaikan segala air yang menutupi lautan”. Yesaya 11 : 6 - 9. Tidakkah kita sekarang sebagai manusia-manusia yang cerdas, calon-calon bagi Kerajaan itu yang diterangi Ilahi, yang diberi kesempatan untuk mempersiapkan jalan bagi suatu hari yang sempurna dan berbahagia sedemikian ini, meninggalkan makanan daging sebelum singa-singa dan ular-ular itu meninggalkannya?

Rabu, 23 Februari 2011

Sejenak Memikirkan Obat-obatan Daripada Makanan

Ada penyakit-penyakit yang bahkan juga menyerang tanaman-tanaman yang sehat dan terpelihara baik. Sebagai contoh, apabila sebuah pohon yang ditanam pada tanah-tanah yang terbaik dan dipelihara dengan baik, terjangkit oleh serangga atau penyakit, maka apapun juga diperbuat orang terhadap tanah itu ia tidak mungkin dengan cara itu dapat membuat hama itu menghilang; dan jika pohon itu tidak disemprot dengan obat-obatan yang akan membasmi penyakit itu, maka pohon itu akan mati. Sama halnya, sekiranya moral seseorang, makanannya dan kebersihannya, telah didapati tanpa salah, dan masih tetap benar padahal ia sakit, dan sekiranya sakitnya itu bukan bersifat keturunan, maka apapun yang akan lebih di-perbuatnya terhadap makanannya, ia akan menyadari bahwa tidak ada manfaat-manfaat kesembuhan dapat datang daripadanya. Obat adalah pengobatannya yang terbaik jika doa tidak berhasil.

Kembali, jika seekor kuda yang sehat dan terpelihara baik jatuh sakit, maka beberapa jenis obat adalah jelas merupakan satu-satunya penyembuhan yang mungkin. Demikianlah jika kehidupan sehari-hari seseorang manusia adalah tanpa salah, namun ia jatuh sakit, maka di luar doa, apakah yang dapat diperbuatnya kalau bukan mencari obat?

Sebagai contoh, tidakkah benar bahwa seseorang yang kelaparan karena belum makan tidak mungkin dapat diselamatkan nyawanya oleh meminum-kan air, udara, atau sesuatu yang lain selain makanan? Dan tidakkah juga benar, bahwa lengan seseorang yang patah dan berubah tempat tidak mungkin dapat diletakkan kembali pada tempatnya dan disembuhkan langsung oleh mengatur makanan, pembebatan dengan sesuatu, memijit, atau oleh sesuatu cara yang sedemikian itu? Tentu saja tidak ada apapun yang dapat melakukan hal itu, terkecuali ke dokter yang terampil mengembalikan tulang yang patah itu pada tempatnya semula.

Sejenak Memikirkan Makanan Daripada Memikirkan Obat

Janganlah seorangpun melalaikan kenyataan bahwa tubuh manusia adalah dibentuk dari mineral-mineral tertentu, yang sekaliannya itu terdapat di dalam bahan-bahan makanan, dan oleh sekalian-nya ini Alam akan mampu memelihara-kan tubuh dalam kondisi yang sempurna, asalkan pemilik tubuh menyediakan bahan-bahan itu, dan asalkan mekanisme kerja yang tahan lama ini tidak dikacaukan. Jadi jelaslah, jika kita lalai oleh makanan yang kita makan untuk melengkapi Alam dengan bahan-bahan bangunan yang tepat, maka Alam dengan sendirinya tidak akan mampu melaksana-kan pekerjaannya, dan sekalipun akibat dari kekurangan ini mungkin tidak cepat terasa, namun bagaimanapun ia itu akan terasa sepanjang hayat dan sepanjang tahun.

Dan jika si pelanggar lalai bangun dan memperbaiki jalan-jalannya pada waktunya, maka penganut hukum-hukum kesehatan yang sangat teliti sekalipun akan gagal memperbaiki kerusakan yang telah diperbuat. Jelaslah, bahwa orang harus berusaha untuk hidup benar, bukan karena ia sedang makin sakit-sakitan, melainkan karena ia bertekad selalu untuk tetap sehat. Lagi pula, sebuah mesin yang telah rusak berantakan dan telah diperbaiki tidak akan pernah sebaik mesin yang belum pernah rusak. Demikian pula halnya dengan orang yang membuat dirinya sakit dan kemudian sembuh. Yang terbaik baginya ialah supaya jangan sekali membiarkan kesehatannya menjadi tidak seimbang. Masing-masing orang harus menyadari, bahwa kesehatannya adalah sama dengan kekayaannya; bahwa tanpa kesehatannya itu sekaliannya yang lain-lain sama saja lenyap; dan bahwa ia tidak akan dapat menikmati semua hak karunia Allah yang dimilikinya dan semua ke-sempatan jika ia tidak teliti mengikuti kebahagiaan fisik maupun rohaninya itu.

Obat-obatan memiliki tempatnya sendiri, namun janganlah mengharapkan sekaliannya itu untuk melakukan apa yang engkau sendiri harus lakukan.

Banyak orang adalah seperti raja Asa. Ia terkena “penyakit pada kakinya, sampai penyakit itu menjadi sangat parah; namun dalam penyakitnya itu ia tidak berusaha mencari Tuhan, melainkan mencarikan dokter-dokter”. 2 Tawarikh 16 : 12 (Bacalah Prophets and Kings, hal. 113).

Pelajaran-Pelajaran dari Alam

Oleh karena kebaikan tubuh adalah jauh lebih tepat diajarkan oleh IBU ALAM sendiri, maka tidak seorang pun yang rindu menikmati hidup akan berani melalaikan nasehatnya. Tanaman-tanaman tidak pernah bertumbuh dengan subur di tanah yang jelek, atau yang sudah habis unsur-unsur penyuburnya. Sebagian tanaman bertumbuh lebih subur di tanah atau iklim yang satu daripada di tanah atau iklim yang lainnya. Sebagian tumbuh subur pada dataran-dataran yang lebih tinggi dan yang lainnya di dataran-dataran yang lebih rendah. Hukum yang sama inipun tampaknya berlaku juga pada manusia. Bangsa-bangsa yang lebih gelap warna kulitnya lebih baik hidupnya pada daerah-daerah yang panas, sedangkan yang lebih putih kulitnya lebih baik pada daerah-daerah yang dingin

Jika kehidupan tanaman bergantung pada bahan yang bukan organik, maka kehidupan binatang bergantung pada bahan organik. Dan lagi, karena kehidupan tanaman telah diciptakan lebih dahulu daripada kehidupan binatang, maka kebenarannya adalah, bahwa dunia tanaman dapat terus hidup tanpa binatang, tetapi dunia binatang tidak mungkin dapat hidup terus tanpa tanaman. Demikianlah halnya bahwa tumbuh-tumbuhan hanya membutuhkan Ibu Bumi, namun manusia membutuhkan keduanya baik bumi maupun tanaman. Dengan kata lain, kehidupan tanaman bergantung pada tanah bagi kehadiran-nya, sedangkan kehidupan binatang adalah bergantung pada tumbuh-tumbuhan. Oleh sebab itu, maka makanan daging adalah bersifat tiruan, sehingga dengan demikian tidak cukup --- tidak mampu untuk mempertahankan kehidupan.

Sebab itu, sebagaimana halnya tanam-tanaman tidak mungkin dapat bertumbuh subur dengan makanan yang jelek, manusia pun tidak mungkin dapat bertumbuh subur dengan makanan yang jelek. Dan sekiranya orang dapat menyadari akan kenyataan, bahwa secepatnya sesudah tanah diberi pupuk, tanaman itu lalu bangkit dengan sehat dan kokoh, maka tidak akan sulit baginya untuk menyadari bahwa segera setelah ia memperbaiki makanannya sendiri, kesehatannya pun akan berkembang. Jadi, bukankah benar bahwa kesehatan seseorang itu bergantung pada makanan yang dimakannya, seperti juga halnya tanaman bergantung pada tanah dimana ia hidup?

Jika para penderita salah memilih makanannya yang merupakan penyebab dari penyakitnya, dan kebanyakan demikian halnya di zaman kita sekarang, maka tidak satupun jenis atau jumlah obat yang dapat menyembuhkannya. Namun demikian apabila terjadi sesuatu yang salah dalam organisme tubuh seseorang, maka ia pada umumnya akan pergi ke dokter, bukan untuk mencarikan dan menyingkirkan penyebabnya, melain-kan supaya disembuhkan, sementara penyakitnya tetap saja bertahan dan terus menghantarkannya makin hari makin dekat ke liang kubur. Dan jika kepadanya tidak diberi obat, maka ia akan membenci dokter. Mengapa tidak meneliti penyebab-nya itu pada makananmu yang setiap hari dan pada kebiasaan-kebiasaan hidupmu? Mengapa menggunakan obat padahal engkau perlu meminum air, udara bersih, matahari, jenis-jenis makanan yang tepat; berolah-raga; atau mungkin perlu membersihkan rumahmu, tubuhmu, dan sekitarmu?

Hendaklah sekarang dimengerti, bahwa setiap orang yang hidup oleh makanan yang jelek, atau hidup pada lingkungan-lingkungan yang tidak sehat dan kondisi-kondisi yang tidak bersih, akan menjadi sasaran penyakit dalam berbagai bentuknya, sama seperti halnya sesuatu tanaman yang ditanam pada tanah yang jelek dan lingkungan-lingkungan yang tidak teratur. Kemudian juga harus diingat bahwa makanan yang tidak seimbang ialah makanan yang jelek, tanpa memandang mutu maupun jumlah-nya; maka sebagaimana kebanyakan pupuk mematikan tanaman, demikian itu pula terlalu banyak makanan akan membunuh manusia. Apapun yang terlalu banyak akan sama saja jeleknya dengan terlalu sedikit. Oleh sebab itu, maka sakit adalah hanya merupakan amaran terhadap kebiasaan-kebiasaan hidup seseorang yang tidak sepatutnya. Tetapi sayang! Siapakah yang dapat mengerti, dan siapakah yang mau mematuhinya!

Apa lagi yang dapat menimbulkan penyakit-penyakit yang bukan bersifat keturunan atau komunikatif kalau bukan kehidupan yang salah --- kurang gizi, makanan “kurang bersih” dan haram (Imamat 11), kebanyakan makan, kurang membersihkan tubuh, kurang berolah-raga, kurang cahaya matahari dan udara bersih, hidup pada tempat-tempat yang kotor, lalai meminum cukup air di antara jam makan, atau barangkali merokok atau mengunyah tembakau, kebiasaan minum kopi, teh, atau minuman perangsang lainnya yang mendorong tubuh sampai kepada tenaganya yang terakhir? Yakinilah, bahwa penyakit-penyakit yang sedemikian ini seperti halnya kanker adalah akibat dari kehidupan yang salah. Kalau yang sedemikian ini bukan penyebab dari sakitnya si penderita, maka penyebab yang pasti dan terakhir, seperti yang dikemukakan di atas, ialah dosa melawan Dua Log Batu itu.

Alam mengajarkan, bahwa jika sebuah pohon mengalami sakit dari dalamnya dan bukan dari luarnya, maka apabila ia itu disemprot dengan jenis obat apapun hanya akan mempercepat kematiannya, membuang-buang obat, waktu dan tenaga orang. Tubuh manusia pun tidak terkecuali. Jika penyakit itu penyebabnya dari dalam, maka kebaikan apakah yang dapat dibuat untuk mencoba menyingkirkannya oleh menggunakan obat-obatan? Dalam hal yang sedemikian obat-obatan tidak akan menyingkirkan penyebab itu, melainkan justru akan lebih merusak dan mempercepat kematiannya.

Jika air tidak mungkin untuk men-dinginkan sebuah mesin dari kepanasan apabila radiatornya kosong, dan jika tidak ada lagi yang lain selain mengisinya dengan air yang akan mengatasi gangguan itu, maka mungkinkah me-nyembuhkan sesuatu tubuh yang sakit tanpa menyembuhkan penyebabnya? Pikirkanlah sejenak.

Memang benar, banyak orang men-derita penyakit-penyakit keturunan dan menular, namun terbanyak orang men-derita penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaan hidup yang keliru. Minuman-minuman alkohol dan bahan perangsang-perangsang lainnya, kue-kue yang mahal-mahal, gula-gula, makan yang berlebihan, kombinasi-kombinasi yang keliru, dan terlalu banyak produk makanan biji-bijian, --- salah satunya atau semuanya ini secara bersama-sama lebih kurang telah menimbulkan kesusahan manusia pada zaman ini dengan berbagai penyakit.

Sukar buang air besar adalah salah satu penyebab dari penyakit yang biasa diderita orang akibat dirinya sendiri karena pola makan yang keliru. Dan dalam sukar buang air besar itu sendiri terdapat penyebab dari sejumlah penyakit, seperti halnya buruknya peresapan zat yang dicernakan. Manusia tidak sewajarnya terkena sukar buang air besar, -- tidak, tidak akan pernah, sama seperti halnya saluran air tidak akan terkena penyumbatan selama hanya air yang mengalir melaluinya, yaitu satu-satunya barang yang oleh pembuatnya di-maksudkan untuk dialirkan melaluinya.

Makanan-makanan yang disajikan secara komersialpun terdapat di antara banyak penyebab-penyebab sukar buang air besar, oleh salah seorang anggota fakultas sebuah lembaga kesehatan tertentu ditulis sebagai berikut : “Karena makanan-makanan kita yang sudah dibudayakan dan cara sekaliannya itu mengisi perut dengan bahan-bahan beracun dan gas, maka mutlak perlu memberikan kepada diri sendiri suatu rangkaian saluran-saluran irigasi usus besarnya sedikitnya dua kali setahun supaya tetap sehat. Sakit kepala, demam, flu, sakit-sakitan pada usus, keluar lendir, gas, dan banyak lagi gangguan-gangguan menghilang sesudah satu atau dua kali pembersihan usus”.

Kita hendaknya jangan melalaikan kenyataan, bahwa Nuh telah menghayati 900 tahun kehidupan yang baik dan berbahagia, dan bahwa tidak ada satu catatan pun yang kita miliki tentang apakah ia pernah harus membuat penyegaran (irigasi) usus besar atau menderita akibat operasi! Daripada berharap pada penggunaan cara-cara tiruan bagi pembersih perut, mengapakah tidak memakan saja jenis-jenis makanan yang tepat, yaitu jenis-jenis makanan yang memelihara perut tetap bersih setiap hari setiap tahun? Lagi pula, suatu makanan yang seimbang bukan saja akan memeliharakan perut dari “berbagai bahan racun dan gas”, melainkan juga akan memberikan kepada seluruh tubuh mineral-mineral dan vitamin-vitamin yang perlu, yang mana tidak seorangpun dapat bertahan cukup lama dengan sehat tanpa memilikinya. Kemudian mengapakah membelanjakan uangmu untuk vitamin-vitamin hasil pabrik dan makanan-makanan yang tidak penting dengan harga-harga yang setinggi langit, padahal engkau dapat memperolehnya dari milik Alam sendiri, yang penuh vitalitas, dan dengan harga-harga yang serendah tarikan bumi? Ingatlah selalu, bahwa gizi-gizi tiruan sesungguhnya sama saja halnya dengan lengan-lengan tiruan ataupun kaki-kaki tiruan.

Pelajaran-Pelajaran dari Mesin Masa Kini

Orang harus menyadari, bahwa tubuh manusia dalam beberapa hal adalah sama dengan sebuah mesin buatan manusia. Apabila isi tangki gas sebuah mobil habis maka mesin akan segera berhenti. Hukum yang sama inipun berlaku di dalam tubuh manusia. Apabila tubuh kehabisan energi (lapar, kehabisan kalori) ia akan berhenti bekerja, mati; maka sekalipun orang yang membuat mobil itu dapat mengisi kembali tangkinya dengan bahan bakar lalu membuatnya berjalan kembali, ia tidak mungkin berbuat yang sama itu terhadap tubuh manusia. Sekali jantung berhenti ber-denyut, maka pada saat yang sama itu juga kehidupan berhenti dan tubuh terbaring di bawah sampai kepada hari kebangkitan --- sampai Orang Yang Menciptakannya itu kelak menghidupkan dan menggerakkannya kembali.

Apabila blok mesin dari sesuatu mesin mobil menjadi kering, sedangkan mesinnya terus hidup, maka mesin itu akan pecah dan kegunaannya akan berakhir. Maka sebagaimana hidupnya sebuah mobil dipelihara dengan cara mengurangi pergesekan mesinnya melalui pemberian minyak pelumas, maka hidup manusia dipelihara dengan cara penggantian sel-sel yang rusak secara Alami sesudah bekerja seharian, yaitu sewaktu ia beristirahat di tempat tidur. Demikianlah ia akan mampu bangun di pagi hari dengan kekuatan yang sudah diperbaharui. Namun jika ia lalai me-nyediakan bahan yang diperlukan secara Alami untuk membangun kembali sel-sel dan jaringan-jaringan yang rusak, maka ia tentunya akan menderita akibatnya, sama seperti halnya orang yang semborono yang lalai memberikan minyak pelumas ke dalam blok mesin mobilnya. Dan juga jika seseorang lalai meminum cukup air pada siang hari, maka sebagai akibatnya darahnya akan kurang ber-mutu dan akan terjadi sumbatan dan kemacetan di dalam sistem tubuhnya dengan sisa-sisa buangan, yang menjadi fermentasi dan busuk; dan jika tidak diberi energi secara Alami untuk menyingkirkan racun-racun itu melalui pori-pori, ginjal, dan isi perut, atau untuk menimbulkan demam lalu menjalani proses pembakaran sisa-sisa buangan, maka tidak ada lagi yang akan diperbuat selain menyerah --- meninggal.

Oleh sebab itu adalah perlu agar Alam dilengkapi secukupnya dengan semua bahan-bahan penting jika sekira-nya seseorang ingin mempertahankan kegunaan dirinya secara seimbang lalu menghayati hidup yang telah ditakdirkan kepadanya.

Lagi pula, tidak ada satupun teknisi yang akan memasukkan suku cadang yang tidak berguna ataupun tidak perlu ke dalam sesuatu mesin, sehingga jika pemakainya mengeluarkan sesuatu, betapapun kecilnya dan tak berarti, maka mesin itu akan menjadi kurang efisien. Demikian ini pula halnya dengan tubuh manusia. Namun sekalipun teknisi dapat menggantikan suku cadang yang hilang di dalam mesin yang dirancang dan dibangunnya, ahli bedah tidak dapat menggantikan organ-organ tubuh manusia, yang oleh pasiennya diminta untuk digantikan. Sebagai contoh, seseorang mungkin dapat mengeluarkan hanya suatu pasangan mur dari sesuatu mesin tanpa mempengaruhi fungsi mesin itu untuk sementara, namun lama kelamaan ia akan menemukan bahwa mesin itu akan gagal berfungsi, sehingga jika ia tidak dapat menggantikan suku cadang itu yang telah dikeluarkannya, maka mesin itu akan menjadi sama sekali tidak berguna. Hal yang sama ini pun kurang lebih berlaku, apabila seseorang mengeluarkan sesuatu organ dari tubuhnya.

Kamis, 03 Februari 2011

Meringkas Sebab-Sebab Dari Semua Penyakit

Orang-orang yang tercengang apa penyebab dari penyakit itu, dan penyakit lainnya, dapat dengan cepat menguji setiap persoalan sebagai berikut :
Kini sepenuhnya telah dimengerti, bahwa kehidupan dan kematian sedang berperang di antara sesamanya bagaikan peperangan di antara bangsa-bangsa itu sendiri. Bala tentara dari bangsa yang satu mungkin memuntahkan peluru atas bala tentara bangsa yang lainnya, namun tidak semua prajurit menerima bentuk luka yang sama sekalipun seluruh bala tentara diberondong oleh tembakan yang sama. Dalam keadaan yang sama, tubuh-tubuh manusia adalah prajurit-prajurit dan penyebab penyakit ialah senjata. Musuh yang dahsyat dalam peperangan di antara sorga dan bumi. OLeh sebab itu, meskipun sebagian orang menderita karena sakit kepala, sebagian karena sakit perut, sebagian karena sakit gula, sebagian karena sakit anemia, karena sakit jantung, batu empedu, neuritis, atau sakit-sakit yang lainnya, namun sekaliannya itu menderita karena alasan yang sama --- singkatnya karena mereka dalam satu dan lain hal telah keluar dari satu-satunya benteng pertahanan mereka, yaitu hukum-hukum Allah. Inilah diagnosa yang terakhir dari semua penyakit. Tinggalah dekat pada Alam, maka Allah akan tinggal dekat dengan anda.

Apakah Yang Harus Diketahui Oleh Setiap Orang?

Jika seseorang menderita sesuatu penyakit keturunan, karena hanya kesalahan orang tuanya, atau karena kakek neneknya, atau karena leluhurnya, maka ia tentunya tidak berdaya untuk berbuat apapun dalam usaha untuk sembuh kembali selengkapnya, baik itu melalui pertarakan ataupun oleh menggunakan obat-obatan. Mungkin saja ia dapat mengendalikan penyakit itu atau bahkan menguasainya dengan cara mematuhi secara ketat semua hukum Allah, sambil menyadari bahwa tidak ada apapun di dunia ini yang dapat menyembuhkan secara sempurna penyakit yang sedemikian ini, terkecuali doa, sekiranya hikmat Allah berkenan demikian itu.
Sebaliknya, jika seseorang menderita suatu penyakit yang telah dihubungkan kepadanya atau penyakit yang bersifat komunikatif, yang disebabkan karena dosa seseorang terhadap sesamanya, maka untuk membuang penyakit itu sekaligus dan untuk selamanya, ia harus bertobat daripada dosanya, mempraktekkan pedoman emas yang berbunyi : "Segala perkara apapun juga yang kamu kehendaki supaya dilakukan orang kepada dirimu, lakukanlah juga sedemikian itu kepada mereka." Matius 7:12.
Tetapi jika penyakit itu adalah bukan penyakit keturunan dan juga bukan penyakit komunikatif, maka ia itu harus merupakan penyakit ciptaan sendiri, yang diperoleh diri sendiri, karena melanggar hukum-hukum kesehatan, dengan cara hidup yang tidak benar dari segi apapun.
Oleh sebab itu, orang bijaksana akan mengoreksi kebiasaan-kebiasaan hidup mereka --- yaitu menjamin agar mereka tidak berdosa melawan Allah atau melawan sesama manusianya, agar mereka tidur, bernafas, makan, minum, dan bekerja dengan benar dan beribadah, sekiranya ada terdapat suatu pengobatan atas segala-galanya, mereka akan memilikinya.
Penyebab dari setiap contoh penyakit ini berhasil didefinisikan, maka penderita sesuatu penyakit dari antara ketiga jenis penyakit-penyakit itu tanpda kesulitan dapat memastikan sendiri, yang mana dari antara ketiga hukum itu yang sedang dilanggarnya sehingga harus membayar sanksi yang diakibatkannya. Sungguhpun demikian, jika ia menderita berbagai komplikasi penyakit-penyakit, maka ia pasti sedang melanggar semua hukum Allah. Mulai sekarang, hendaklah ia berhenti berbuat dosa dalam kebiasaan apapun jika sekiranya ia berharap untuk sembuh kembali dan tetap sehat.
Banyak penyakit secara keliru diklasifikasikan sebagai penyakit menular. Sebagai contoh, tuberculosis (T.B.C) sesungguhnya tidak dapat menular, bagi seseorang yang terjangkit dengan penyakit itu, maka ia dapat menyembuhkannya secara efektif, jika ia mulai hidup dengan benar selagi ia masih dalam tahap-tahap permulaannya. Jadi jelaslah, jika orang selalu hidup benar, maka ia tidak perlu takut terhadap penyakit yang kelak memperoleh tempat berpijak di dalam tubuhnya. Sebab itu dalam analisa yang terakhir sejumlah penyakit yang disebut menular itu tidak seperti pada kenyataannya. Tegasnya, sekaliannya itu adalah infeksi yang disebabkan oleh diri sendiri. Dan kini, betapa beruntung seseorang harus memikirkan dirinya sendiri untuk mengerti bahwa hidup yang benar dan berbuat yang benar, disertai iman pada Allah, sesungguhnya akan menyingkirkan sejumlah besar kesusahan.

Rabu, 02 Februari 2011

SEBAB-SEBAB PENYAKIT

Penyakit telah diidentifikasikan dalam tiga kategori yang berbeda, yaitu penyakit keturunan, komunikatif, dan ciptaan sendiri (diperoleh). Karena demikian halnya, maka harus ada tiga jenis dosa, yaitu tiga jenis hukum yang dilanggar. Dua dari hukum-hukum ini terdapat di dalam Dua Loh Batu itu (Keluaran 20:3-17). Yang pertama melarang berbuat dosa melawan Allah, dan yang kedua melawan sesama manusia kita. Oleh sebab itu, maka yang ketiga ialah hukum kesehatan, yaitu hukum yang melarang melakukan pelanggaran terhadap tubuh kita (Imamat 11; Yesaya 66:16, 17).
Jadi jelaslah, bahwa dosa melawan Allah akan mendatangkan suatu kutuk yang bersifat turun-temurun, yaitu jenis kutuk yang turan dair ayah kepada anak "sampai kepada generasi yang ketiga dan keempat dari mereka yang membenci akan Daku" (Keluaran 20:5), demikianlah firman Tuhan. Dan berdosa melawan sesama manusia kita akan mendatangkan penyakit-penyakit komunikatif, yang ditunjukkan dalam kenyataan sewaktu Miriam berdosa melawan saudaranya, Musa, ia telah dipalu dengan penyakit menular, yaitu lepra (Bilangan 12). "Hormatilah akan bapamu dan akan ibumu supaya segala harimu dapat menjadi panjang......". Keluaran 20:12. Sebab itu "apapun yang ditabur seseorang, itu juga yang akan dituainya." Galatia 6:7. Demikianlah halnya, bahwa sewaktu Haman membangun tiang gantungan untuk menggantung Mordekhai di atasnya, maka ia sendirilah yang telah digantung pada tiang itu (Ester 7:9, 10). Dan sewaktu Daniel secara tidak adil dicampakkan ke dalam kandang singa, maka justru musuh-musuhnya sendirilah yang telah ditelan oleh binatang-binatang yang lapar itu, sedangkan Daniel telah diluputkan (Daniel 6:16, 22, 24). Terlebih lagi, sewaktu tiga orang Ibrani itu dicampakkan ke dalam dapur api yang bernyala-nyala, maka justru orang-orang yang membawa mereka itulah yang dimakan oleh nyala-nyala api, tetapi orang-orang Ibrani itu telah keluar tanpa cedera (Daniel 3:21-23). Demikianlah pula, "orang yang membawa ke dalam tawanan ia akan masuk ke dalam tawanan; orang yang membunuh dengan pedang ia harus dibunuh juga dengan pedang." Wahyu 13:10.
Maka itulah suatu kenyataan yang tidak pernah gagal, bahwa jika seseorang menganiaya tetangganya, atau bermaksud hendak berbuat sedemikian itu, maka cedera itu akan menimpa dirinya sendiri; dan jika ia mengganggu anak-anak tetangganya, maka anak-anaknya sendiri akan menderita sebagai akibatnya. Sungguhpun demikian, penyakit-penyakit yang bukan karena keturunan, diciptakan sendiri oleh orang berdosa oleh berdosa melawan dirinya sendiri. Bagaimanapun juga berdosa melawan tetangga ataupun berdosa melawan diri sendiri secara tidak langsung adalah juga berdosa melawan Allah.