Kamis, 03 Februari 2011

Apakah Yang Harus Diketahui Oleh Setiap Orang?

Jika seseorang menderita sesuatu penyakit keturunan, karena hanya kesalahan orang tuanya, atau karena kakek neneknya, atau karena leluhurnya, maka ia tentunya tidak berdaya untuk berbuat apapun dalam usaha untuk sembuh kembali selengkapnya, baik itu melalui pertarakan ataupun oleh menggunakan obat-obatan. Mungkin saja ia dapat mengendalikan penyakit itu atau bahkan menguasainya dengan cara mematuhi secara ketat semua hukum Allah, sambil menyadari bahwa tidak ada apapun di dunia ini yang dapat menyembuhkan secara sempurna penyakit yang sedemikian ini, terkecuali doa, sekiranya hikmat Allah berkenan demikian itu.
Sebaliknya, jika seseorang menderita suatu penyakit yang telah dihubungkan kepadanya atau penyakit yang bersifat komunikatif, yang disebabkan karena dosa seseorang terhadap sesamanya, maka untuk membuang penyakit itu sekaligus dan untuk selamanya, ia harus bertobat daripada dosanya, mempraktekkan pedoman emas yang berbunyi : "Segala perkara apapun juga yang kamu kehendaki supaya dilakukan orang kepada dirimu, lakukanlah juga sedemikian itu kepada mereka." Matius 7:12.
Tetapi jika penyakit itu adalah bukan penyakit keturunan dan juga bukan penyakit komunikatif, maka ia itu harus merupakan penyakit ciptaan sendiri, yang diperoleh diri sendiri, karena melanggar hukum-hukum kesehatan, dengan cara hidup yang tidak benar dari segi apapun.
Oleh sebab itu, orang bijaksana akan mengoreksi kebiasaan-kebiasaan hidup mereka --- yaitu menjamin agar mereka tidak berdosa melawan Allah atau melawan sesama manusianya, agar mereka tidur, bernafas, makan, minum, dan bekerja dengan benar dan beribadah, sekiranya ada terdapat suatu pengobatan atas segala-galanya, mereka akan memilikinya.
Penyebab dari setiap contoh penyakit ini berhasil didefinisikan, maka penderita sesuatu penyakit dari antara ketiga jenis penyakit-penyakit itu tanpda kesulitan dapat memastikan sendiri, yang mana dari antara ketiga hukum itu yang sedang dilanggarnya sehingga harus membayar sanksi yang diakibatkannya. Sungguhpun demikian, jika ia menderita berbagai komplikasi penyakit-penyakit, maka ia pasti sedang melanggar semua hukum Allah. Mulai sekarang, hendaklah ia berhenti berbuat dosa dalam kebiasaan apapun jika sekiranya ia berharap untuk sembuh kembali dan tetap sehat.
Banyak penyakit secara keliru diklasifikasikan sebagai penyakit menular. Sebagai contoh, tuberculosis (T.B.C) sesungguhnya tidak dapat menular, bagi seseorang yang terjangkit dengan penyakit itu, maka ia dapat menyembuhkannya secara efektif, jika ia mulai hidup dengan benar selagi ia masih dalam tahap-tahap permulaannya. Jadi jelaslah, jika orang selalu hidup benar, maka ia tidak perlu takut terhadap penyakit yang kelak memperoleh tempat berpijak di dalam tubuhnya. Sebab itu dalam analisa yang terakhir sejumlah penyakit yang disebut menular itu tidak seperti pada kenyataannya. Tegasnya, sekaliannya itu adalah infeksi yang disebabkan oleh diri sendiri. Dan kini, betapa beruntung seseorang harus memikirkan dirinya sendiri untuk mengerti bahwa hidup yang benar dan berbuat yang benar, disertai iman pada Allah, sesungguhnya akan menyingkirkan sejumlah besar kesusahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar