Rabu, 23 Februari 2011

Sejenak Memikirkan Obat-obatan Daripada Makanan

Ada penyakit-penyakit yang bahkan juga menyerang tanaman-tanaman yang sehat dan terpelihara baik. Sebagai contoh, apabila sebuah pohon yang ditanam pada tanah-tanah yang terbaik dan dipelihara dengan baik, terjangkit oleh serangga atau penyakit, maka apapun juga diperbuat orang terhadap tanah itu ia tidak mungkin dengan cara itu dapat membuat hama itu menghilang; dan jika pohon itu tidak disemprot dengan obat-obatan yang akan membasmi penyakit itu, maka pohon itu akan mati. Sama halnya, sekiranya moral seseorang, makanannya dan kebersihannya, telah didapati tanpa salah, dan masih tetap benar padahal ia sakit, dan sekiranya sakitnya itu bukan bersifat keturunan, maka apapun yang akan lebih di-perbuatnya terhadap makanannya, ia akan menyadari bahwa tidak ada manfaat-manfaat kesembuhan dapat datang daripadanya. Obat adalah pengobatannya yang terbaik jika doa tidak berhasil.

Kembali, jika seekor kuda yang sehat dan terpelihara baik jatuh sakit, maka beberapa jenis obat adalah jelas merupakan satu-satunya penyembuhan yang mungkin. Demikianlah jika kehidupan sehari-hari seseorang manusia adalah tanpa salah, namun ia jatuh sakit, maka di luar doa, apakah yang dapat diperbuatnya kalau bukan mencari obat?

Sebagai contoh, tidakkah benar bahwa seseorang yang kelaparan karena belum makan tidak mungkin dapat diselamatkan nyawanya oleh meminum-kan air, udara, atau sesuatu yang lain selain makanan? Dan tidakkah juga benar, bahwa lengan seseorang yang patah dan berubah tempat tidak mungkin dapat diletakkan kembali pada tempatnya dan disembuhkan langsung oleh mengatur makanan, pembebatan dengan sesuatu, memijit, atau oleh sesuatu cara yang sedemikian itu? Tentu saja tidak ada apapun yang dapat melakukan hal itu, terkecuali ke dokter yang terampil mengembalikan tulang yang patah itu pada tempatnya semula.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar